[SIRI PERANGI SYIAH] : SYIAH BERCERITA TENTANG KEYAKINAN MEREKA TERHADAP AL-QURAN - FAKTA KEDUA

Oleh : Keris Research Institute for Syiah Ideology (KERiS)

FAKTA KEDUA

Semua umat Islam telah berijma’ (bersepakat) bahawasanya kitab Allah selalu terjaga dari sebarang pengubahan, penambahan ataupun pengurangan. Ianya terjaga dengan penjagaan Allah, sebagaimana dalam firman-Nya,


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)

Para ulama Ahlusunnah telah menegaskan bahawa barang siapa yang menyakini di dalam Al Quran itu terdapat penambahan atau pengurangan, maka sesungguhnya dia telah dianggap keluar dari agama Islam (murtad). Aqidah ini sudah amat masyhur dan mutawatir di kalangan Ahlusunnah, sehingga tidak lagi diperlukan seseorang itu untuk mendatangkan dalil-dalil tentangnya. Berkata Ibnu Qudamah dalam kitab Lum’ah al-I’tiqad (hal 19), “Tidak ada perbezaan pendapat diantara umat Islam, bahawa barang siapa yang mengingkari satu surat, atau satu kata, atau satu huruf dari Al Quran yang telah disepakati, maka sesungguhnya dia telah kafir.”

Syi’ah dan Keyakinan Mereka Tentang Tahrif (pengubahan) Al Quran

Antara Ulama-ulama Syi’ah adalah yang berkeyakininan dengan pendapat bahawa Al Quran telah mengalami pengubahsuaian adalah: Al-Kulaini, al-Qummi, al-Mufid, ath-Thobarsi, al-Kaasyani, al-Jazairi, al-Majlisi, al-’Amili, al-Khuu’iy, dan masih banyak yang lainnya.

Pertama:

Mari kita mulai dari al-Kulaini pengarang kitab al-Kaafi, kitabnya yang paling dipercayai dan diyakini di kalangan orang-orang Rafidhah. Pengarang berkata dalam jilid II, hal 634, ((Dari Hisyam bin Salim dari Abu Abdillah ‘alaihis salam ia berkata, “Sesungguhnya Al Quran yang dibawa Jibril kepada Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam terdiri dari 17.000 ayat”)). Padahal sepengetahuan kita ayat-ayat Al Quran hanya berjumlah lebih kurang 6.000 ayat. Riwayat kedua disebutkan dalam (jilid I, hal 228). Riwayat ketiga disebutkan dalam (jilid I, hal 228).

Riwayat keempat disebutkan dalam jilid I, hal 229: ((Dari Abu Bashir, dari Abu Abdillah ia berkata, “Sesungguhnya yang berada di tangan kami adalah mushaf Fatimah. Tahukah kalian apa itu mushaf Fatimah?” Aku bertanya, “Apa itu mushaf Fatimah?” Ia menjawab, “Mushaf Fatimah tebalnya tiga kali lipat Al Quran kalian. Demi Allah tidak ada satu huruf pun dari Al Quran kalian, disebutkan di dalam mushaf Fatimah!”)).

Kedua:

Di antara ulama Rafidhah yang berpendapat bahwa Al Quran telah mengalami pengubahan ialah; Ali bin Ibrahim al-Qummi yang berkata dalam tafsirnya (jilid I, hal 36): ((Di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala (yang ertinya): “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran:110). Berkata Abu Abdillah kepada yang membaca ayat ini, “Umat yang terbaik, lantas membunuh amirul mukminin Hasan dan Husain bin Ali ‘alaihima salam??” Lantas ada yang bertanya, “Bagaimana sebenarnya ayat tersebut diturunkan wahai putera Rasulullah?” Dia menjawab, “Sesungguhnya ayat tersebut diturunkan: (Kalian para imam terbaik yang dilahirkan untuk manusia)”)).

Ketiga:

Ni’matullah al-Jazairi dalam jilid II, hal 363.

Keempat:

Al-Faidl al-Kaasyaani salah seorang ahli tafsir mereka yang tersohor dan pengarang Tafsir ash-Shafi, berkata dalam tafsirnya (jilid I, hal 49), ((Kesimpulan yang dapat diambil dari berita-berita ini dan riwayat-riwayat lainnya yang berasal dari ahlul bait ‘alaihis salam bahawasanya Al Quran yang ada di hadapan kita ini tidaklah sempurna, sebagaimana yang diturunkan kepada Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah. Di dalamnya ada yang diubah dan banyak pula yang telah dihapus; seperti nama Ali dari berbagai ayat, lafaz aalu (keluarga) Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam, nama-nama kaum munafikin dan hal-hal lainnya. Juga Al Quran tersebut tidak sesuai dengan susunan yang diredhai oleh Allah dan Rasul-Nya sallallahu ‘alaihi wa sallam)).

Kelima:

Ahmad bin Manshur Ath-Thabarsi dalam kitabnya al-Ihtijaj (jilid I, hal 55) telah menyatakan bahawa Allah subhanahu wa ta’ala tatkala menceritakan kisah-kisah yang berkenaan dengan dosa-dosa dalam Al Quran, Allah telah menyebutkan secara terang-terangan nama para pelaku dosa tersebut. Akan tetapi para sahabat telah menghapus nama-nama tersebut, jadilah kisah-kisah itu disebutkan tanpa nama-nama pelakunya.

Keenam:

Berkata Muhammad bin Baqir Al Majlisi dalam kitabnya Bihaar al-Anwar (jilid 89, hal 66): ((Bab pengubahan dalam ayat-ayat Al Quran, sehingga tidak sesuai lagi dengan apa yang diturunkan oleh Allah)).

Ketujuh:

Muhammad bin Muhammad an-Nu’man yang dijuluki al-Mufid dalam kitabnya Awaail al- Maqaalaat (hal 91).

Kelapan:

Abul Hasan Al ‘Aamily dalam muqaddimah kedua dari kitab tafsirnya Mira’ah al-Anwar wa Misykaah al-Asraar (hal 36) menyatakan, ((Ketahuilah, sesungguhnya Al Haq yang kita tidak boleh elakkan -berdasarkan khabar-khabar yang mutawatir ini dan lainnya- bahawa Al Quran yang ada di hadapan kita, telah diubah sepeninggalan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sesungguhnya orang-orang yang mendapatkan tugas untuk menyampaikan Al Quran telah menghapus banyak kata-kata dan ayat-ayat)).

Kesembilan:

Abul Qasim al-Khuu’iy (Ulama kontemporeri syiah) dalam kitabnya al-Bayan (hal 236).

Dengarlah Adnan al-Waa’il yang memberikan contoh salah satu pengubahan yang dialami Al Quran: ((Ketika turun ayat (yang ertinya) “Hai para rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu tentang Ali. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu bererti) kamu tidak menyampaikan amanatnya. Allah memelihara kamu dari gangguan manusia.” (Al Maaidah: 67)).

Post a Comment

0 Comments