[SIRI PERANGI SYIAH] AQIDAH PENGANUT SYIAH AR-RAFIDHAH TERHADAP AHLI SUNNAH?

Oleh : Keris Research Institute for Syiah Ideology

Didalam Aqidah orang Rafidhah, harta dan darah ahli sunnah adalah halal untuk dirampas dan dibunuh. Al Soduq di kitab (Al ‘Ilal) meriwayatkan dengan sanadnya kepada Daud bin Farqad, dia berkata : “Saya telah berkata kepada Abi Abdillah : Apa yang anda katakan terhadap An Naashib (Ahli Sunnah), dia berkata : “Darahnya halal, akan tetapi saya berTaqiyah atasmu, jika kamu mampu untuk membalikkan dinding atas dirinya (ahli sunnah) atau menenggelamkannya di laut, agar ia tidak akan bersaksi atas dirimu, maka lakukanlah. Saya berkata : Apa pandanganmu pada hartanya? Beliau menjawab: “Ambillah semampumu”.[1] 

Bahkan orang Syiah Rafidhah memandang, bahawa kekafiran Ahli Sunnah lebih berat dari kekafiran orang Yahudi dan Nasrani, kerana mereka (Yahudi dan Nasrani) menurut Rafidhah orang-orang kafir asli, sedangkan mereka ini (ahli sunnah) adalah kafir murtad, dan kafir murtad, lebih berat menurut ijma’. Oleh kerana itu mereka (mahu) berkerja sama dengan orang-orang kuffar untuk melawan kaum muslimin dan hal ini telah tercatat dalam sejarah. [2] 

Terdapat di dalam kitab “Wasaail As Syi’ah” (diriwayatkan) dari Al Fudhail bin Yasaar, dia berkata : saya telah bertanya kepada Abu Ja’far tentang wanita ‘Arifah (yakni wanita bermazhab Rafidhah) apakah saya menikahkannya dengan An Nashib (ahli Sunnah)? Maka beliau menjawab: “Tidak; kerana Nashiba (ahli sunnah itu) orang kafir.”[3] 

An Nawasib (orang-orang An Nasib) menurut pemahaman Ahli sunnah adalah mereka yang membenci Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Akan tetapi menurut orang Rafidhah, mereka menamakan Ahli sunnah dengan Nawashib (An Nashib), kerana mereka mendahulukan keimaman Abu Bakr, dan Umar dan Utsman atas Ali. Padahal sesungguhnya, mengutamakan Abu Bakar dan Umar atas diri Ali telah terjadi sejak zaman Nabi. Dalilnya dari perkataan Ibnu Umar : “Adalah kami di zaman Rasulullah memilih di antara sahabat siapa yang terbaik, maka kami memilih (orang yang terbaik) Abu Bakar, kemudian Umar kemudian Utsman”. (H.R. Bukhari), dan ditambah oleh At Thabrani di Kitab “Mu’jam Al Kabir” : Nabi pun mengetahui hal yang demikian dan tidak mengingkarinya”. Dan bagi Ibnu Asaakir : “Adalah kami mengutamakan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali”. 

Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib sesungguhnya beliau berkata : “Sebaik-baik umat ini setelah nabinya adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kalau aku berkehendak pasti aku telah menyebutkan orang yang ketiga”. Berkata Adz Dzahabi: Hadis ini Mutawatir.”[4] 

--------------------------------------------------------------------------------

Rujukan :

[1] Al Mahasin An Nafsaaniyah, Hal : 166.

[2] Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Sesungguhnya orang Rafidhah berkerjasama dengan orang-orang Tatar tatkala orang Tatar menyerang negeri kaum Muslimin. (Fatawa : 35/151). Rujuk kitab :Kaifa Dakhalat Tatar Bilaadal Muslimin (Bagaimana orang Tatar (boleh) masuk ke negeri kaum Muslimin) oleh Dr. Sulaiman bin Hamd Al Audah

[3] Wasaail As Syi’ah, oleh Al Hur Al ‘Amili (7/431), At Tahdzib (7/303)

[4] At Ta’liiqaat ‘Ala Matan Lum’atil ‘Itiqaad, oleh Syeikh Al Allamah Abdullah bin Jibrin [semoga Allah merahmatinya] , hal : 91.

Post a Comment

0 Comments