Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah berkata: "Dan sungguh telah sepakat ahli ilmu dalam bidang naql, riwayat dan sanad, bahawasanya Rafidhah adalah yang paling pendusta dari kalangan kelompok-kelompok (yang sesat), berbohong terdapat dalam diri mereka sejak sekian lama, oleh kerana inilah para imam-imam Islam menggelarkan keistimewaan mereka dengan sering (banyak) berdusta.
Asyhab bin Abdul Aziz telah berkata : Imam Malik telah ditanya tentang Rafidhah, maka beliau menjawab : "Janganlah kamu berbicara dengan mereka, dan janganlah mengambil riwayat dari mereka, sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta (pembohong)".
Dan berkata Imam Malik : "orang yang mencaci maki para sahabat Rasulullah, maka ia tidak berhak mendapatkan nama, atau tempat di dalam Islam."
Berkata Ibnu Katsir di dalam firman Allah :
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ
"Dari ayat ini, maka Imam Malik menyimpulkan di dalam satu riwayat darinya, dengan mengkafirkan orang-orang rafidhah dimana mereka membenci para sahabat, beliau berkata : "Kerana para sahabat menjengkelkan hati mereka (orang-orang rafidhah), siapa yang dijengkeli oleh para sahabat maka ia adalah kafir oleh ayat ini".
Al Qarthubi telah berkata : "Sungguh Imam Malik telah berbuat baik dalam ucapannya dan dia telah benar dalam menafsirkannya, maka sesiapa mencela seorang saja dari mereka atau mencela riwayatnya maka dia telah membantah Allah Rabb semesta alam, dan telah menggugurkan syari'at-syari'at kaum muslimin."[1]
Abu Hatim telah berkata : "Telah bercerita kepada kami Harmalah, dia berkata : Saya telah mendengar Imam Syafi'i berkata : "Saya belum pernah melihat seseorang yang lebih mudah bersaksi dengan kepalsuan daripada Rafidhah".
Muammil bin Ahab telah berkata : "Saya telah mendengar Yazid bin Harun berkata : "Ditulis (riwayat hadis) dari setiap pelaku bid'ah bila tidak mengajak ke bid'ahnya, kecuali Rafidhah, sesungguhnya mereka itu pendusta."
Dan Muhammad bin Sa'ad Al Ashbahaani telah berkata : "Saya telah mendengar Syeikh Syuraik berkata : "Ambillah ilmu itu dari setiap orang yang kamu jumpai kecuali Rafidhah, sesungguhnya mereka membuat-buat (memalsukan) hadis, dan mereka menjadikan hal itu sebagai agama". Syuraik ini adalah Syuraik bin Abdullah Qodhi (hakim) kota Kufah.
Mu'awiyah telah berkata : "Saya telah mendengar Al 'Amasy berkata : Saya menjumpai sekelompok manusia, dan mereka tidaklah menyebutkan tentang mereka (rafidhah) kecuali (digolongkan kepada) orang-orang sangat pembohong", maksudnya (mereka yang pembohong itu) adalah pengikut Al Mughirah bin Sa'id yang bermazhab Rafidhah lagi pendusta, seperti yang disifati oleh imam Adz Dzahabi.[2]
Syeikhul Islam telah berkata dalam mengomentari apa yang dikatakan oleh para Imam Salaf : "Dan adapun Rafidhah asal usul bid'ah mereka diambil dari Zindiq dan kufur serta unsur kesengajaan, kebohongan yang banyak sekali di tengah-tengah mereka, dan mereka mengakui hal itu, dengan mengatakan : Agama kita adalah Taqiyah, iaitu salah seorang dari mereka mengucapkan dengan lidahnya berbeza dengan apa yang ada di hatinya. Dan inilah hakikat kebohongan dan kemunafikan, maka mereka dalam hal itu sebagaimana pepatah : "Ia telah melemparku dengan penyakitnya lalu ia lari".[3]
Berkata Abdullah bin Ahmad bin Hambal : Saya telah bertanya kepada bapakku tentang Rafidhah, maka dia mengatakan : "Iaitu orang-orang yang mencaci maki atau mencela Abu Bakar dan Umar". Dan Imam Ahmad ditanya tentang Abu Bakar dan Umar, maka dia menjawab : Doa'kanlah mereka berdua agar diberi rahmat, dan berlepas dirilah dari orang yang membenci mereka berdua".[4]
Al Khallal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, ia berkata : Saya telah bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tentang orang yang mencaci maki Abu Bakar dan Umar serta 'Aisyah, maka dia berkata : "Saya tidak memandangnya di dalam Islam (ertinya orang yang mencaci itu telah keluar dari Islam -pent).[5]
Al Khallal meriwayatkan, ia berkata : Saya telah diberi tahu oleh Harb bin Ismail Al Karmaani, ia berkata : Telah bercerita kapada kami Musa bin Harun bin Ziad, ia berkata : saya telah mendengar Al Firyaabi sedangkan seorang laki-laki bertanya kepadanya tentang orang yang mencaci maki Abu Bakar, ia berkata : Kafir. Lalu ia berkata lagi, apakah disolatkan? Ia berkata: Tidak."
Ibnu Hazam telah berkata : tentang Rafidhah tatkala dia berdebat dengan orang Kristian, dan orang-orang memberikan kepadanya kitab-kitab Rafidhah untuk bantahan terhadapnya (Ibnu Hazam berkata) : sesungguhnya Rafidhah bukanlah kaum muslimin, dan perkataan mereka bukanlah argumen terhadap agama, akan tetapi Rafidhah itu hanyalah suatu golongan, mulai terjadinya kira-kira dua puluh lima tahun setelah Nabi Wafat, dan permulaannya adalah bertindak balas (atas) panggilan orang yang hampir masuk Islam dari orang-orang yang dihina Allah. Rafidhah itu adalah kelompok yang berjalan diatas jalan ajaran Yahudi dan Nasrani dalam kebohongan dan kekufuran."[6]
Abu Zur'ah Ar Raazi berkata : "Bila kamu melihat seseorang yang mencaci salah seorang dari para sahabat Rasulullah, maka ketahuilah sesungguhnya dia itu Zindiq."
Lajnah Daimah Lil Ifta' (Lembaga tetap untuk Fatwa) Kerajaan Saudi Arabia pernah ditanya dengan satu pertanyaan. Dalam pertanyaan itu penyoal mengatakan bahawa dia dan sekelompok teman bersamanya berada di perbatasan utara berdekatan dengan pintu sempadan negara Iraq. Di sana ada sekelompok penduduk yang bermadzhab Al Ja'fariyah, dan diantara mereka (kelompok penanya) ada orang yang enggan untuk memakan sembelihan penduduk itu, dan diantara mereka ada yang makan, maka kami bertanya: Apakah halal bagi kami untuk memakan sembelihan mereka, ketahuilah sesungguhnya mereka berdoa meminta tolong kepada Ali, Hasan dan Husain serta seluruh pemimpin-pemimpin mereka di dalam keadaan susah untuk berlapang dada? Lalu Lajnah (lembaga) yang diketuai oleh Syeikh Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Baz dan (anggota-anggotanya); Syaikh Abdul Razaq 'Afifi, Syeikh Abdullah bin Ghudayan, dan Syeikh Abdullah bin Qu'uud, semoga Allah memberi pahala kepada mereka semua.
Jawapannya:
Segala puji bagi Allah semata-mata, selawat dan salam semoga dianugerahkan kepada rasul-Nya dan keluarga beliau serta sahabat-sahabatnya, dan adapun selanjutnya:
Jika permasalahannya seperti yang disebutkan oleh penyoal, bahawa sesungguhnya jamaah (kelompok) yang memiliki ajaran Ja'fariyah, mereka berdo'a dan meminta tolong kepada Ali, Hasan dan Husain serta pemimpin-pemimpin mereka, maka mereka itu adalah orang-orang musyrik murtad, keluar dari agama Islam, semoga Allah melindungi kita dari itu, tidaklah halal memakan sembelihan mereka, kerana sembelihan itu adalah bangkai, walaupun mereka menyebut nama Allah saat menyembelihnya."[7]
Syeikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin ditanya,
Pertanyaan itu berbunyi :
wahai syaikh yang mulia, di negeri kami terdapat seorang rafidhah (bermadzhab syi'ah rafidhah) bekerja sebagai tukang sembelih, maka ahlusunnah datang kepadanya untuk menyembelih sembelihan mereka, dan begitu juga sebagian rumah makan, bekerja sama dengan orang rafidhah ini, dan dengan rafidhah lainnya yang berprofesi sama, apakah hukumnya bertransaksi atau berkoneksi dengan orang rafidhah ini dan semisalnya? Apakah hukum sembelihannya, apakah sembelihannya halal atau haram, berikanlah kepada kami fatwa, semoga syeikh diberi pahala oleh Allah.
Beliau menjawab
Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh wa ba'du,
Tidaklah halal sembelihan orang rafidhah, dan juga memakan sembelihannya, sesungguhnya orang rafidhah pada umumnya adalah orang-orang musyrik, dimana mereka selalu menyeru Ali bin Abi Thalib di waktu sempit dan lapang, sampai di Arafah dan saat tawaf dan sa'i, mereka juga menyeru anak-anak dan imam-imam mereka seperti yang sering kita dengar dari mereka. Perbuatan ini adalah syirik akhbar (paling besar) dan keluar dari agama Islam yang berhak dihukum mati atasnya.
Sebagaimana mereka sangat berlebih-lebihan dalam mensifati Ali, mereka mensifati Ali R.A dengan sifat-sifat yang tidak layak kecuali hanya untuk Allah, sebagaimana kita mendengarnya dari mereka di Arafah. Dan disebabkan perbuatan mereka itu, mereka telah murtad, yang mana mereka telah menjadikannya sebagai Rabb, Sang Pencipta, dan Yang mengatur Alam, Yang mengetahui ghaib, yang menguasai kemudaratan dan manfaat, dan semisal itu.
Dan sebagaimana mereka mencela Al Quran, mereka mendakwa bawah para sahabat telah mengubah, menghilangkan dari Al Quran ayat-ayat yang banyak berhubung kait dengan Ahlu Bait dan musuh-musuh mereka, lalu mereka tidak berpedoman kepada Al Quran dan mereka tidak memandangnnya sebagai dalil dan hujjah.
Sebagaimana mereka mencela para sahabat, seperti tiga orang khalifah rasyidin, dan selain mereka dari orang yang diberi kabar gembira jaminan masuk syurga, para umul mukminin (isteri-isteri Rasulullah), para Sahabat yang terkenal, seperti Anas, Jabir, Abu Hurairah dan semisalnya, maka mereka tidak menerima hadis-hadis para sahabat tersebut, kerana mereka itu orang kafir menurut dakwaan mereka. Mereka tidak mengamalkan hadis-hadis dalam sahih Bukhari dan Muslim kecuali yang berasal dari Ahlu Bait. Mereka berpegang dengan hadis-hadis palsu atau hadis-hadis yang di dalamnya tidak ada bukti atas apa yang mereka katakan. Mereka itu bersikap munafik, maka mereka mengucapkan dengan lidah mereka apa yang tidak ada pada hati mereka (yang tidak mereka yakini), mereka menyembunyikan dalam diri mereka apa yang tidak mereka tonjolkan kepadamu, mereka berkata : siapa tidak bersikap Taqiyah (nifaq) maka tidak ada agama baginya. Maka dakwaan mereka itu tidak boleh diterima dalam ukhwah persaudaraan, dan dakwaan mereka akan cinta syari'at... dan seterusnya. Sikap nifaq adalah merupakan aqidah bagi mereka. Semoga Allah menjaga (kita) dari keburukkan mereka. Semoga Allah menganugerahkan selawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarga baginda serta para sahabatnya.[8]
--------------------------------------------------------------------------------
[1] Ushul Madzhab As Syi'ah Al Imamiyah Al Itsna Asyara, oleh Dr. Nashir AL Qafaari, (3/1250).
[2] Minhaajus Sunnah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Timiyah, (1/59-60).
[3] Minhaajus Sunnah, oleh Syeikhul Islam Ibnu Timiyah, (1/68).
[4] Al Masail dan Al Rasail Al Mawiyah 'An Imam Ahmad bin Hambal, oleh Abdul Ilah bin Sulaiman Al Ahmadi, (2/357).
[5] As Sunnah oleh Khalal (3/493). Ini merupakan pernyataan yang jelas dari imam Ahmad dalam menghukum kafir orang Rafidhah.
[6] Al Fashlu Fi Al Milal wa An Nihal, oleh Ibnu Hazam (2/78).
[7] Fatwa Lajnah Daimah Lil Iftak, (2/264).
[8] Fatwa ini keluar oleh syeikh setelah dilontarkan kepada beliau suatu soalan yang berhubungan dengan sikap bergaul dengan orang rafidhah pada tahun 1414 H, dan penyusun ingin menerangkan sekitar apa yang terdengar bahawa syeikh Abdullah Al Jibrin -semoga Allah melindunginya- beliau seorang yang mengkafirkan orang-orang Rafidhah, yang benarnya adalah bahawa para imam dari terdahulu sampai belakangan ini mengkafirkan kelompok ini. Hal itu disebabkan kerana hujjah telah ditegakkan kepada mereka, dan hilangnya uzur kebodohan dari mereka. (Insya Allah penterjemah akan membuat edisi khusus tentang perkataan ulama salaf terhadap rafidhah).
2 Comments
Syiah Rafidah bukan munafik, tp kufur yg jelas.
ReplyDeletePAS= Parti Ajaran Syiah......suka kafir mrngkafir sesama saudara islam ...tok nik dan amanat adi awang sudah berlaku cerai berai antara suami isteri,sembelihan dan tanah kubur berasingan.....kalimah dah dilacurkan...plurallisma agama diterima oleh pas...kalimah allah dilacurkan....pemimpin syiah sudah diterima jadi pemimpinPAS...libral dan pluralisma sudag diterapkan dalam parti PAS.....perangi syiah insyallah syahid.......
ReplyDeleteبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
PenaMinang.com tidak bertanggungjawab terhadap komentar yang diutarakan melalui ruangan ini. Ia pandangan peribadi pemilik akaun dan tidak semestinya menggambarkan pendirian sidang redaksi kami. Segala risiko akibat komen yang disiarkan menjadi tanggungjawab pemilik akaun sendiri.
Segala caci maki, kutukan, fitnah adalah antara anda dengan ALLAH Azza Wa'jal. Berilah komen dan kritikan yang membina. Insyallah kami akan cuba membalas komen-komen anda.